Jurnal Bengkulu Mandiri

Membangun Bengkulu Menuju Budaya Riset

PERMASALAHAN DAN SOLUSI PENGELOLAAN LINGKUNGAN INDUSTRI DI BENGKULU TENGAH December 28, 2016

Filed under: SDA & LH — Urip Santoso @ 6:05 am
Tags: ,

Bursamin

ABSTRAK

Adanya aktifitas manusia dalam menjalankan kegiatan usaha dalam meningkatkan perekonomian, sosial dan budaya suatu masyarakat berdampak pada perubahan terhadap lingkungan. Alih fungsi lingkungan sudah menjadi gejala nasional saat ini. Kasus yang seringkali menimbulkan pencemaran lingkungan disebabkan oleh adanya pencemaran. Penurunan kelestarian lingkungan yang bersih disebabkan oleh proses pengolahan industri yang kurang memperhatikan ekologi dan ekosistem. Akibatnya, terjadi penurunan kelestarian lingkungan yang bersih sehingga diperlukan upaya pengelolaan terhadap mutu lingkungan agar dikelola secara terpadu untuk melestarikan fungsi lingkungan meliputi kebijakan penataan, pemanfaatan, pengembangan, pemeliharaan, pemulihan, pengawasan, dan pengendalian lingkungan. Pengaruh Industri  perlu diperhatikan terhadap aspek lingkungan. Zat padat tersuspensi, zat terlarut, kekeruhan, zat besi, sulfat dan ion hidrogen dalam air, tanah dan udara Limbah limbah padat limbah cair dan limbah bau, Pelestarian Lingkungan Upaya dilakukan untuk menjaga kelestarian dan pemberdayaan lingkungan bersih   cara melakukan sanitasi Industri hijau, Instalasi pengolahan limbah aktif, Pengurangan pemakaian bahan bakar minyak dan peduli dengan masyarakat. Sehingga perlu didukung dengan faktor kerjasama masyarakat untuk berpartisipasi dalam pelestarian lingkungan dengan cara peduli bidang pendidikan, Peduli dibidang pembangunan, Peduli dibidang perekonomian rakyat, Peduli dibidang keagamaan, Peduli dibidang infrastruktur dan memahami  tentang kearifan lokal.

 BAB    I

LATAR BELAKANG

Kasus pencemaran terhadap lingkungan saat ini sebenarnya kasus mengenai ekologi manusia. Kasus tersebut muncul dikarenakan adanya perubahan situasi dan kondisi lingkungan sehingga mengakibatkan ketidaksesuaian untuk mendukung keberlangsungan hidup manusia. Sementara itu, jika kasus pencemaran tidak segera diatasi pada akhirnya mempengaruhi kesejahteraan manusia dalam lingkungan dimana tempat mereka tinggal.

Sebenarnya, pencemaran lingkungan muncul karena adanya suatu kegiatan untuk memperoleh suatu hasil dengan situasi yang baru atas dasar ketersediaan sumberdaya alam di suatu wilayah untuk memenuhi kebutuhan tanpa memperhatikan kelestarian lingkungan. Akibatnya, pencemaran lingkungan akan mengganggu proses alam, sehingga banyak fungsi ekologi alam dan lingkungan terganggu.

Pada prinsipnya, keberadaan alam dan lingkungan tidak berdiri dengan sendirinya, namun saling berkaitan satu dengan yang lain. Karenanya, menurut Soedradjad (1999) bahwa akibat dari keterkaitan hubungan alam dan lingkungan mengakibatkan permasalahan satu dengan yang lain merupakan suatu unsur yang akan menimbulkan berbagai masalah. Satu unsur memiliki pengaruh yang tidak serupa dan hubungan antar berbagai macam kasus dan pengaruh yang muncul bersifat kumulatif. Masalah lingkungan yang saling terkait erat antara lain adalah populasi manusia yang berlebih, polusi, penurunan jumlah sumberdaya, perubahan lingkungan global dan perang.

Penyajian tulisan secara ilmiah ini mencoba menjelaskan kasus mengenai pengendalian terhadap pengelolaan lingkungan di wilayah kabupaten Bengkulu Tengah Desa Kembang Seri untuk menemukan jalan keluar dalam mengurangi dampak risiko,

 BAB    II

PEMBAHASAN

 2.1   Pencemaran Lingkungan

Kasus yang seringkali menimbulkan pro dan kontra di lingkungan propinsi bengkulu adalah pencemaran lingkungan. Disebabkan oleh adanya bau yang tidak sedap yang berasal dari jenis jenis pembekuan getah karet alami. Pencemaran lingkungan di Bengkulu tengah juga disebabkan oleh unsur cairan domestik. Sehingga, pencemaran lingkungan dari tahun ke tahun dapat saja meningkat. Pada tahun 2014 penilaian proper terhadap pengendalian lingkungan mendapat nilai merah. Pada tahun 2015 masih mendapat nilai yang serupa alasannya karena debit pengujian berdasarkan standar yang ditentukan melenceng dari spesifikasi yang mengakibatkan pengaruh pencemaran lingkungan masih menimbulkan berbagai kasus.

Penyebab pencemaran lingkungan di wilayah bengkulu tengah antara lain karena kurangnya persediaan sumber daya manusia yang kompeten dalam peningkatan kegiatan pengelolaan secara teori dan keilmuan. Sehingga, dampak negatif pencemaran lingkungan dipengaruhi bau udara yang menyebar melalui udara, pencermaran air sungai, pencemaran air bawah tanah dan pencemaran ekosistem, spesies dan genetik belum mampu dianalisis dan diinvestigasi secara mendalam akibatnya akan berdampak pada kesehatan dan keselamatan serta terganggunya terganggunya keseimbangan biologis seperti flora, fauna, mikroba, gangguan asap, dan metabolisme tanaman dan perubahan iklim.

Selain itu, kurangnya pemahaman terhadap dampak pencemaran lingkungan dapat saja bersumber dari persepsi masyarakat bahwa unsur unsur pembeku getah dapat meningkatkan hasil yang diingin bagi petani karet, adanya konflik kepentingan, laju pencemaran tidak sebanding dengan upaya pengendalian pencemaran, banyaknya jumlah para penghasil getah karet yang menggunakan zat pembeku getah diluar spesifikasi, keberadaan sistem manajemen mutu lingkungan belum diterapkan secara menyeluruh dan karena kurangnya pemahaman oleh pelaksana teknis pengelolaan lingkungan bersih.

Sementara itu, upaya dalam memulihkan lingkungan yang tercemar dengan cara mengambil kebijakan guna mencegah praktik-praktik penyalahgunaan pembentukan getah karet yang dilakukan oleh para penghasil karet, kegiatan penilaian (Proper) guna memperhatikan aspek lingkungan agar sesuai dengan satandar, upaya pelaksanaan industri hijau, sosialisasi dan pendidikan lingkungan pada orang yang bertanggungjawab terhadap pengelolaan lingkungan terutama di lingkungan sekitar industri dan konservasi.

2.2   Penurunan Kelestarian Lingkungan Yang Bersih

Akibat dari pencemaran lingkungan berasal dari pembelian getah karet, penyimpanan dan proses pengolahan industri yang kurang memperhatikan ekologi, pertanian moltikultur dll. Akibatnya, terjadi penurunan kelestarian lingkungan yang bersih. Karena, kegiatan multikultur dapat menyebabkan sebagian flora, fauna dan mikroba musnah. Pada dasarnya, kegiatan industri yang kurang ramah lingkungan dapat menciptakan berbagai macam penyakit.

Adapun upaya untuk mencegah dan memelihara lingkungan yang bersih dengan cara konservasi yaitu upaya pelestarian lingkungan bersih beserta ekosistemnya di kawasan konservasi pengelolaan lingkungan bersih yang terkendali dengan membuat kebijakan dan sasaran, sosialisai dengan pihak terkait dari luar secara intensif, memberikan pembinaan, pendidikan terhadap orang orang yang terkait yang ada dilingkungan sekitar mengenai pemeliharaan lingkungan yang bersih dan manfaatnya serta meningkatkan kemampuan sumber daya manusia.

2.3   Mutu Lingkungan

Pada prinsipnya, mutu lingkungan merupakan manusia dan perilakunya, yang mempengaruhi kelangsungan perikehidupan dan kesejahteraan manusia serta makhluk hidup lain atas dasar pengelolaan lingkungan terpadu untuk melestarikan fungsi lingkungan meliputi kebijaksanaan penataan, pemanfaatan, pengembangan, pemeliharaan, pemulihan, pengawasan, dan pengendalian lingkungan.

Sementara, peningkatan berkelanjutan yang berwawasan lingkungan berupaya sadar dan terencana untuk memadukan lingkungan termasuk sumber daya kedalam proses pembangunan untuk menjamin kemampuan, kesejahteraan, dan mutu generasi masa kini dan generasi masa depan. Selain itu, ekosistem merupakan tatanan unsur lingkungan berupa kesatuan utuh menyeluruh dan saling mempengaruhi dalam membentuk keseimbangan, stabilitas, dan produktivitas lingkungan atas dasar pelestarian fungsi lingkungan dan serangkaian upaya untuk memelihara kelangsungan daya dukung dan daya tampung lingkungan.

2.4   Pengaruh Industri

Meskipun industri karet masih belum banyak tetapi perencanaan pembangunan industri selanjutnya perlu diperhatikan aspek lingkungan. Karena selama ini, pembangunan industri yang sedang berkembang kurang memperhatikan aspek lingkungan. Kenyataannya, Industri karet merupakan aktifitas organisasi menengah besar yang mengolah hasil perkebunan karet rakyat. yang dibentuk menjati lateks sehingga cairan lateks dapat mempengaruhi mutu air, udara dan tanah.

Pengaruh industri karet dapat meningkatkan zat padat tersuspensi, zat terlarut, kekeruhan, zat besi, sulfat dan ion hidrogen dalam air, tanah dan udara yang dibeli dari hasil perkebunan rakyat merupakan salah satu sumber mata pencarian selain bertani. Karenanya, prospek pembangunan industri karet cukup berpeluang demi keberlangsungan dan peningkatan bisnis serta mampu meningkatkan kesejahteraan masyarakat, mensejajarkan pendidikan agar merata dan berpeluang membentuk usaha kecil.

 2.5   Limbah

Limbah merupakan suatu bahan yang dibuang dari sumber hasil operasional sebuah industri maupun alam. Secara garis besar, limbah industri dibedakan menjadi tiga jenis yaitu limbah padat seperti tatal kayu, logam, besi, kaleng, plastik, karet, botol, yang tidak dapat mengalami pembusukan secara alamiah, limbah cair seperti limbah domestik, sampah makanan, sisa sayuran, rempah-rempah atau sisa buah yang dapat mengalami pembusukan secara alami dan limbah bau, seperti umbi umbian, pupuk TSP, unsur pencampuran air dengan unsur kimia dan nongetah karet.

Secara umum limbah industri cukup mengkhawatirkan  dan menjadi masalah yang sangat serius. Namun, kasus limbah yang seringkali terjadi industri bukan industri karet karena pengendalian untuk pembuangan limbah industri tersebut masih rendah dan kurang diperhatikan. Biasanya, kasus limbah industri karet hanya bersifat limbah udara karena bau yang tidak sedap menyebar tidak ke seluruh penjuru yang mengikuti arah angin.       Selain limbah bau, limbah cair dan padat juga dapat menimbulkan dampak pencemaran, utama nya permukaan bawah tanah dan air karena ketika hujan limbah tersebut dengan mudah mengalir dan meresap ke lapisan tanah bawah, sehingga mencemari air tanah.

2.6   Pelestarian Lingkungan

Upaya yang dilakukan untuk menjaga kelestarian dan pemberdayaan lingkungan bersih   dapat dilakukan dengan cara meningkatkan kepedulian para pemangku kepentingan dalam pengelolaan limbah industri, memperhatikan faktor-faktor penekanan biaya dari luar, dan keharusan diluar konsep pengelolaan.

  • Program sanitasi
  • Industri hijau berupa :
  1. Pengolahan limbah secara atif
  2. Pengurangan pemakaian bahan bakar minyak
  3. Pengurang gas buang
  4. Program sidakarya
  5. Corporate society responsibility

Faktor-faktor yang perlu diperhatikan agar masyarakat berpartisipasi dalam pelestarian lingkungan antara lain:

  • Peduli dibidang pendidikan.
  • Peduli dibidang pembangunan wilayah dan daerah
  • Peduli dibidang perekonomian rakyat
  • Peduli dibidang keagamaan
  • Peduli dibidang pembangunan dan infrastruktur
  • Pengetahuan tentang kearifan lokal.

BAB IV

KESIMPULAN DAN SARAN

 Dapat disimpulkan bahwa keberadaan sebuah kegiatan dilingkungan merupakan hal yang bertujuan untuk manusia meningkatkan kesejahteraan perekonomian, sosial dan budaya namun berdampak terhadap perubahan lingkungan sehingga alih fungsi lingkungan menjadi masalah yang cenderung mempengaruhi pencemaran akibat dari polusi akibatnya terjadi rendahnya kualitas lingkungan yang bersih karena kurangnya perhatian terhadap ekologi dan ekosistem. Upaya pengelolaan lingkungan  secara terpadu perlu dilakukan untuk menata kembali fungsi lingkungan melalui kebijakan, pemanfaatan, pengembangan, pemeliharaan, pemulihan, pengawasan, dan pengendaliannya. Sehingga, adanya kegiatan disuatu lingkungan dapat segera dipantau terhadap penyebaran unsur zat padat, zat terlarut, kekeruhan, zat besi, sulfat dan ion hidrogen dalam air, tanah dan udara, limbah padat, limbah cair dan limbah bau.

Sebaiknya, cara untuk melestarikan sumber daya alam dan lingkungan dilakukan tindakan sesegera mungkin berupa sanitasi program industri hijau, pengolahan limbah aktif, pengurangan pemakaian bahan bakar minyak dan peduli dengan lingkungan masyarakat dan didukung dengan faktor kerjasama masyarakat sekitar untuk berpartisipasi dalam pelestariannya  berupa kepedulian dibidang pendidikan, pembangunan, perekonomian rakyat, keagamaan, infrastruktur dan memahami  tentang kearifan lokal.

 DAFTAR PUSTAKA

Anonimus. 1998. “Kebakaran Hutan dan Lahan di Indonesia”. KLH-UNDP : Jakarta.

________. 2004. “Profil Kehutanan Kabupaten Lebong”. Dinas Kehutanan Lebong : Bengkulu.

Armanto, M. E. dan E. Wildayana. 1998. “Analisis permasalahan kebakaran hutan dan lahan dalam pembangunan pertanian dalam arti luas”. Lingkungan dan Pembangunan 18 (4): 304-318.

Rahmi, D. H. dan B. Setiawan. 1999. “Perancangan Kota Ekologi”. Dikti, P & K : Jakarta.

Soedradjat, R. 1999. “Lingkungan Hidup, Suatu Pengantar”. Dikti, P & K. Jakarta.

Soemarwoto, O. 1991. “Indonesia Dalam Kancah Isu Lingkungan Global”.           Gramedia Pustaka Utma : Jakarta.

Trihardi, B. 1997. “Berbagai kegiatan yang dapat mempengaruhi kualitas air sungai di Propinsi Bengkulu: Penentuan titik-titik monitoring.” Universitas Bengkulu : Bengkulu.

 

 

Leave a comment